Ibu Sumiati keluar dari zona nyaman, untuk menentukan hidupnya sendiri. Bergabung dan mengikuti jejak orang tuanya yang berwirausaha dan berjualan dari pasar ke pasar, membuat Ibu Sumiati ingin secepatnya mencari usaha baru yang mandiri.
Akhirnya pada tahun 1993, ibu Sum memberanikan untuk terjun ke usaha peternak ayam, opsi yang dipilihnya adalah untuk ayam petelur, dimana telurnya akan di jual ke konsumen.
Tidak disangka-sangka, dari semula hanya 500 ekor, lambat laun bertambah 1.000 dan 2.000 ekor, hanya dalam hitungan bulan menghasilkan telur yang sangat banyak sekali. “Tidak disangka, proses penambahan modal kerja langsung disetujui oleh Bank Sahabat Sampoerna. Langsung saya belikan polet atau ayam siap bertelur. Alhamdulillah telur-telur saya bisa mengikuti harga telur yang sedang melambung saat itu,” lanjut Ibu Sum bersemangat.
“Terima kasih untuk Bank Sahabat Sampoerna, yang sudah membantu kami untuk maju, sudah membuat kami nyaman dan selalu dipermudah setiap ada kesulitan,” ucap Ibu Sum mengakhiri pembicaraan. ***